Quotes and Experience



Saya adalah orang yang suka membaca quotes, karena kata- kata yang singkat dan biasanya menyentuh itu lebih mengena di kepala saya. Ketimbang saya harus membaca buku yang tebal, karena sebenarnya saya bukanlah orang yang suka baca. Hehehe :D , banyak quotes yang dirangkai bersama tulisan di novel. Potongan – potongan kecil itu, menjadi lahan bacaan favorit saya. Seperti quotes yang satu ini, yang bukan saya temukan di buku, majalah ataupun koran, melainkan di sosial media facebook. Quotes yang dulu banyak di tulis dibuku, sekarang sudah banyak beralih kedunia maya, karena dengan banyaknya pengguna sosial media serta sudah mulai menurunnya minat baca dikalangan masyarakat. Dimana mereka lebih suka bermain di jejaring sosial media.

Nothing” dan “everything” itu dekat sekali.
Sehari yang lalu seseorang itu bisa jadi “everything” kita, untuk besok lusa “nothing” yang tersisa. Oleh karena itu, pandai- pandailah mengendalikan harapan. Apalagi, jangan sampai, kita melakukan “everything” untuk seseorang yang mengganggapnya “nothing”. Itu rumit dan menyesakkan.

Quotes ini simple namun bagi saya ini sangat bermakna. Ini sering terjadi pada anak-anak muda yang bisanya terlena dengan cinta-cinta muda, yang selalu berkata you are my everything honey  saat baru jadian. Ataupun bagi Geng-geng remaja yang selalu bercerita bersama sahabat-sahabatnya bahwa mereka adalah segalanya. Tapi sesungguhkanya, keadaan yang manusia katakan segalanya (everything) itu tak ada yang pernah abadi. Semuanya dapat berubah seiring berjalannya waktu dan suasana.
Setiap orang saya rasa sudah pernah merasakan hal ini, begitupun dengan Saya yang juga pernah merasakannya. Namun, seiring bertambahnya usia saya, saya mulai berfikir tentang keihklasanlah yang abadi, saat “everything” berubah menjadi “nothing”, maka kita di tuntut untuk ikhlas dengan keadaan yang terjadi dan berusaha memperbaiki semuanya.
Jika kalian merasa tak ada yang pantas menjadi “everyhing” di dunia ini, maka ingatlah ada Allah yang selalu menjadi “everything” kalian, setiap waktu Nya selalu ada untuk kita, saat sedih maupun senang, dan tak akan pernah ada kata “Nothing” yang diperbuat Allah terhadap kita. Setelah Allah, maka yang akan selalu menjadi “everything” kita adalah keluarga (ayah, ibu, saudara-saudara). Mereka senantiasa merangkul kita dalam keadaan apapun, jadi jangan sia-siakan mereka yang telah menjadi “everything” tanpa “nothing” dalam hidup kalian yaahh.. Ikhlaskan mereka yang selama ini menjadi “everything” dan sekarang menjadi “nothing”. Sambut hidupmu dengan suka cita dan tinggalkan keluh kesah.

Backsound :D-Masiv_Jangan Pergi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pendidikan di Thailand

......

Broadcasting dan VOA Indonesia Conference Diversity Reporting 2015