Coba semua seperti “mereka”



             Lingkungan yang bersih itu bisa buat semua orang nyaman, termasuk saya. Saya terbilang orang yang kurang suka jika ruangan ataupun lingkungan sekitar rumah saya banyak sampah atau kotor. Ya, walaupun tidak pembersih banget, tapi saya suka keadaan yang bersih dan rapi. :D . meskipun lelah sepulang kuliah atau kegiatan diluar, saya tetap menyempatkan diri untuk membersihkan rumah saya jika keadaannya sudah tidak bisa membuat saya nyaman (kotor, dan berantakan).
          Di argamakmur tempat saya dibesarkan, bisa dikatakan termasuk kota yang bersih dan rapi. Hal ini jelas bisa dibuktikan dengan adanya piala adipura yang diraih kota argamakmur, 6 kali berturut-turut. Setiap hari petugas kebersihan selalu membersihkan jalan, selokan dan mobil sampah pun selalu mengangkut sampah yang menumpuk di bak sampah rumah tangga dan akhirnya akan di buang ke TPA. Namun hal ini bukan semata – mata tugas dari petugas kebersihan, melainkan tanggung jawab semua masyarakat. Di central rekreasi alun – alun kota argamakmur, banyak sekali penjual jajanan yang berjajar untuk memuaskan pengunjung yang ingin mencicipi makanan khas argamakmur, atau sekedar ingin mencari jajanan ringan bersama orang – orang yang mereka sayangi. Tapi satu hal yang sedikit kurang dari kota ini, meskipun terbilang baru alun-alun kota argamakmur, alangkah baiknya jika sana diperbanyak tempat sampah, karena sampah yang berserakan dimana-mana, malah membuat tempat rekreasi itu jadi kurang rapi dan nyaman untuk dilalui. Sehingga dengan adanya tempat sampah, sedikit membantu petugas kebersihan dalam menjaga kebersihan lingkungan. Karena sebenarnya tugas membersihkan lingkungan itu adalah tugas seluruh masyarakat.
            Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan bengkulu ?? kota rantauan saya selama tiga tahun belakangan ini ternyata jauh berbeda dari kota kelahiran saya. Walaupun belum termasuk kota besar, tetapi masyarakat disini juga sudah cukup ramai. Apalagi didaerah yang saya tempati ini, kawasan kandang limun yang penduduknya rata-rata adalah anak kuliahan, yang hidup kos disini. Kota ini berbeda dengan kota tempat saya dilahirkan, disini cukup panas dan lumayan gersang, karena sejuk hanya saya dapatkan ketika sedang berada di unib, atau sedang di pantai yang banyak pohonnya. Tapi, saya bukan memperhatikan itu saja, yang saya lihat bahwa disini kebersihannya cukup memprihatinkan, kenapa ???
            Coba kalian perhatikan kawasan pasar minggu, PTM dan Mega mall, sampah berserakan , bau busuk dimana-mana, jalanan juga berlubang menimbulkan air banyak menggenang dan kotor. Sungguh menjijikkan. Entah saya yang tidak tahu atau memang tidak ada petugas kebersihan yang wajib untuk membersihkan dan mengangkut sampah tersebut, tapi bagi saya itu sangat mengganggu kenyamanan masyakarakat sekitar. Itu hanya contoh kecil yang sering saya lihat. Untuk dikawasan unib sendiri, memang sudah ada petugas yang dibayar untuk menyapu halaman dan jalanan kampus. Bukan hanya petugas, daerah kampus pun menjadi ladang nafkah bagi para pemulung sampah plastik, karena disini banyak sekali bekas botol minuman plastik yang berserakan setelah mereka minum. Bukan malah dibuang di tempat sampah, malah tak jarang sampah plastik itu sengaja ditinggalkannya di tempat ia makan tersebut. Hal ini cukup menyedihkan. Apakah yang peduli akan kebersihan hanya petugas kebersihan dan pemulung saja ?? Apakah semuanya harus ada imbalan baru mau menjaga kebersihan ?? coba jika semuanya bisa seperti “mereka”, pasti lingkungan seluruh kota di provinsi bengkulu akan lebih bersih, rapi dan indah. Yukk sama-sama buang sampah pada tempatnya. Mulai dari buang bungkus permen di tempat sampah, jangan buang di saku celana.. hehe.. :D

Percontohan|Tempatnya Rapi dan Bersih | Lokasi : Anggut

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pendidikan di Thailand

......

Broadcasting dan VOA Indonesia Conference Diversity Reporting 2015