Hari baru



            "Bagi saya cerita masalalu itu penting, sepenting hari ini, dimana saya akan bertemu dengan tambatan hati, mengikat janji setia selamanya". 
                                                       ***
Dia bukanlah wanita biasa yang begitu mudah didapatkan, butuh waktu lima tahun hingga saya bisa mendapatkan hatinya. Penampilannya biasa saja, dia pun  bukan dari keluarga ningrat, begitupun wajahnya tidak begitu cantik. Namun, setiap tutur yang keluar dari bibir tipisnya, selalu memesona saya. Dimata saya, dia luar biasa, berbeda dari wanita lainnya, yang sibuk dengan penampilan luar saja, namun tidak memperhatikan penampilan dalamnya. Di hari yang penting ini, saya akan berjanji untuk selalu menjaga dan menyayanginya.
“Seandainya matahari dapat berhenti, maka saat itulah kau boleh bersedih”.  Ini kalimat yang akhirnya mengubah hidup saya. Sempat hampir ingin menyudahi hidup ini, lantaran cemoohan yang selalu saya terima. Selama di bangku kuliah, saya bukanlah orang yang terlalu tenar, modis apalagi pintar. Saya hanyalah mahasiswa biasa, tampang saya tidak seperti ariel Noah, kantong saya hanya cukup untuk makan, tidak ada biaya lebih untuk saya bergaya seperti mahasiswa lainnya. Hanya ada enam lembar kemeja selama saya kuliah, warnanya saja sudah pudar. Saya selalu menyalahkan diri saya, karena saya bukanlah orang yang cerdas. Tidak ada bakat yang saya miliki, saya berbeda dari yang lainnya. Saya pun tidak pernah merasakan pacaran seperti remaja kebanyakan. Hari –hari saya seperti air danau yang selalu tenang, tak ada yang begitu berarti. Ada beberapa prestasi saja yang saya terima, namun saya rasa tidak begitu membanggakan lantaran semuanya juga pasti telah merasakan hal seperti saya, bahkan lebih. Kehidupan dan keterpurukan ini lah yang selalu membuat saya minder dan tidak banyak bergaul. Hingga akhirnya pada semester akhir, saya mendapatkan sebuah keajaiban besar. Di tengah ke galauan menyusun skripsi saya, dempuran kesedihan saya. Akhirnya, saat saya sedang merenung di bawah pohon dekat danau kampus, seorang wanita datang menghampiri saya. Saya tak mengenal wanita ini, tapi sepertinya dia telah lama memperhatikan saya.
Dialah yang mengubah hidup saya, kata- katanya saat itu menjadi motivasi besar dalam menyelesaikan skripsi hingga kehidupan saya saat ini. Hari itu menjadikan hari – hari saat ini menjadi lebih indah dan berwarna. Dialah wanita dihadapan saya saat ini, Liana. ***

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pendidikan di Thailand

......

Broadcasting dan VOA Indonesia Conference Diversity Reporting 2015