Broadcasting dan VOA Indonesia Conference Diversity Reporting 2015

Baiklah, saya mulai dari cerita tentang hobi saya yang saya jalani di awal tahun 2012 dengan terjun kedunia Broadcasting. Alhamdulillah saya berkesempatan untuk bisa menjajal dunia baru, yaitu dunia broadcasting, tepatnya Radio. Radio Swara unib FM menjadi langkah awal saya untuk memulai pembelajaran baru ini. Interesting  sekali ketika awal saya terpilih menjadi crew di radio tersebut mengalahkan puluhan pelamar lainnya, dan terasa istimewa karena ternyata hanya saya yang perempuan diantara 7 orang yang lolos dalam seleksi tersebut. Hari demi hari, waktu demi waktu saya lalui untuk belajar menjadi penyiar yang baik (meskipun hingga kini belum dikategorikan baik), belajar dari penyiar yang telah lebih dahulu mencicip asam manisnya mic studio, belajar berinteraksi dengan orang lain, berkenalan dan membuat prestasi-prestasi yang sangat menarik bagi saya. Yapp.. tepat di tahun 2014 awal, saya memutuskan untuk resign  dari radio yang telah memberikan banyak pelajaran bagi saya, karena sesuatu dan lain hal yang tentunya telah saya pikirkan dan putuskan untuk menjadi pilihan saya. 
Take a picture before on air

Well, setelah resign hampir dua bulan lamanya, saya merasa jenuh dengan jadwal yang biasanya penuh terasa longgar, hari-hari di depan mic terasa hilang. Akhirnya saya mencari lowongan untuk bisa kembali menalurkan hobi saya ini. Beruntungnya saya, ketika itu ada salah satu perusahaan TV yang sedang mengadakan lomba presenter yang dimana juaranya nanti akan langsung dikontrak di station TV tersebut. Dan ikutlah saya dalam ajang tersebut. Namun sebelumnya, saya pun telah mendapat panggilan casting presenter di salah satu TV swasta lainnya di Kota Bengkulu. Sembari menunggu hasil dari TV tetangga, saya akhirnya ikut lomba presenter TV tersebut bersama rekan saya Ollivya Dwitamara (Saudara dalam berkarir). Diantara peserta lain mungkin hanya saya dan teman saya yang tidak mempunyai persiapan untuk lomba tersebut, pasrah hanya menjalankan yang terbaik dan tetap optimis menang. Dan kabar yang ditunggu-tunggu pun terkabul, saya dan rekan saya  terpilih sebagai pemenang dan langsung mendapatkan kontrak menjadi presenter di Bengkulu TV. Thats wonderful moment, dalam sejarah perjalanan karir di dunia broadcasting. Tepat di awal April saya memulai debut di dunia presenting, banyak hal yang berbeda dari dunia radio. Jika sebelumnya saya hanya berada dalam call box dan yang terdengar hanya suara merduu saya saja, namun sekarang sayapun terlihat dilayar kaca bukan hanya suara yang terdengar, namun penampilan saya pun dapat dilihat oleh seluruh pemisra yang menonton siaran TV tersebut. Mungkin benar, Dimana Kita Berpijak Disitu Pembelajaran dan Pengalaman Akan Bertabur.  Saya merasa bangga dapat menjajal dunia baru di dunia pertelevisian meskipun umurnya tidak begitu lama, hanya setahun saya bekerja di TV yang kemudian saya selesai kuliah dan memutuskan untuk berhenti bekerja di TV dan pulang ke daerah asal saya, tempat tinggal kedua orang tua saya. 
Liputan ke KAUR

Bekal yang saya dapatkan selama bekerja di dua tempat tersebut, menjadi modal dan bekal saya untuk bisa kembali meraih prestasi yang saya idam-idamkan.  Sepulangnya saya dari kota dan menetap di desa, saya kembali mencoba untuk mengisi waktu luang saya dengan bekerja di Radio yang berada tak jauh dari tempat tinggal saya. Karena  meskipun background adalah Guru Fisika, namun saya masih tertarik di dunia broadcasting ini. Sambil menunggu sekolah yang saya idamkan “ memanggil “ saya untuk bisa bekerja menjadi pengajar disana, saya pun memasukkan lamaran kembali di radio swasta yang ada di daerah saya.  PT. Radio setiawana Nadanusa, tempat dimana saya kembali bekerja. Tak ada kata menganggur karena saya selesai di BTV akhir maret, selesai wisuda dibulan april dan kembali bekerja di radio di bulan Mei (Selalu ada alasan mengapa seperti ini). Saya kembali merasakan dentuman musik dan ritme siaran yang telah hampir satu tahun saya tinggalkan, terasa canggung diawal, namun seiring berjalannya waktu hingga tulisan ini saya buat saya merasa nyaman untuk memulai siaran dengan siapapun. Alhamdulillah disini saya pun kembali mendapatkan banyak sekali kesempatan belajar, mulai dari marketing hingga menyusun program. Mulai dari siaran distudio hingga live reporting dari lapangan. Yang kesemuanya tentu menjadi pengalaman baru bagi saya.   Dan yang lebih menggembirakan sekali, atasan saya memberikan saya cukup banyak ruang untuk saya coba, termasuk kesempatan yang sangat mahal, yaitu dapat menjadi bagian dalam VOA Indonesia Conference pada bulan Agustus 2015 dibandung tempo hari. Saya diajak untuk merasakan dunia yang dulu hanya menjadi  guyonan saya dan teman-teman saya, karena hal itu sangat  mustahil bagi orang-orang desa seperti kami untuk bisa lebih dekat atau sangat dekat lebih tepatnya bersama orang-orang ternama di VOA. Undangan konfrensi ini hanya diperuntukkan untuk Direktur atau station manager di radio dan TV yang beraffiliasi dengan VOA, dapat anda bayangkan betapa beruntungnya saya yang dari anak desa bisa bertemu dengan orang-orang hebat di dalam acara ini. 
Last breakfast with team Affiliasi

Norman Goodman (Chief Of Indonesian Service VOA)

Save VOA Indonesia Radio

Perjalanan konfrensi selama 3 hari banyak memberikan cerita baru bagi saya. Mulai dari acara welcome dinner yang dipandu oleh mbak alina dengan pembawaan yang hangat, berbaur dan bertukar pengalaman dengan pengusaha radio se-indonesia lainnya (Oh woww). Meskipun selama disana tak banyak yang saya perbuat, hanya melihat, mendengarkan dan merasakan didalam hati tentang kekaguman saya akan sosok orang –orang yang saya temui disana. Setiap harinya telah memiliki jadwal yang cukup padat, dengan pembahasan dan pemateri yang berbeda-beda tiap segment nya. Kesempatan bertemu dengan Mentri dan Direktur VOA Indonesia & Amerika, berikut juga staff VOA lainnya menjadi hal yang mengesankan bagi saya. Dan hari terakhir, saya memberanikan diri untuk mencoba berdialog dengan salah satu perwakilan VOA amerika (Mr. Dob), meskipun bahasa inggris saya belum begitu baik, namun saya coba untuk berani berdialog dengan beliau, waktu itu pagi hari di balkon Clarity hotel, saya berbincang sekedar menyapa dan bertanya tentang acara VOA ini, beliaupun menyambut dengan baik dan bertanya tentang alasan dan perasaan saya bisa ikut dalam VOA conference ini. Saya pun tak lupa mengabadikan nya dengan berfoto bersama Mr.Dob & Mrs. Elly Sukmawati . Pembicaraanpun selesai ketika acara hendak dimulai. Ya meskipun singkat, namun rasanya ketika ingin memulia pembicaraan itu, darah saya agak ser..seran..tapi setelahnya lumayan agak lega dan setengah malu, takutnya Mr.Dob agak bingung dengan bahasa saya tadi. Tapi sudahlahh... saya sudah melakukannya dan saya senang. Banyak kesempatan yang saya miliki saat disana yang tidak saya pergunakan dengan semaksimal mungkin, penyesalan selalu datangnya diakhir, tapi yang jelas pengalaman saya mengikuti VOA conference ini menjadi salah satu catatan sejarah prestasi saya juga, dan tentunya impian menjadi bagian dari VOA tetap ingin saya usahakan agar bisa seperti Mbak Eva Mazrieva dan Mas Helmi Johanes VOA News Anchor. 
Mrs. Elly Sukmawati (kiri), Mr. Doug Boynton (Tengah), Ms. Fades Gultom (Kanan)

Prof.Azyumardi UIN Syarif (Paling kiri), Mentri Agama (Lukman Hakim S), Nezar Patria (IPC), Helmi Johanes (EP,VOA Indonesia TV.


Eva Mazrieva (Radio Broadcaster VOA), Fades Gultom & Helmi Johanes (EP, VOA Indonesia  TV)

Well, perjalanan saya berkarir didunia broadcasting ini tentunya menjadi hal yang berharga bagi saya, banyak pelajaran didalamnya dan setiap proses tak akan pernah mengecewakan hasil. Semoga hasil yang saya dapatkan melalui proses ini dapat berbuah manis.

Salam hangat
Argamakmur, 22.10.2015

Komentar

  1. iiih keren Fades ! Mba kok baru baca ya hehe

    BalasHapus
  2. Masih belajar mbak.. mbak yang makin keren sm #Kelasbuastri

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pendidikan di Thailand

......